Ia mengaku siap membuat gula aren lagi jika difasilitasi pemerintah. Pasalnya, dengan berkurangnya pembuat gula aren, pohon aren kini banyak dimanfaatkan untuk membuat cap tikus (minuman keras tradisional, red).
“Saya bisa produksi kembali, kalau Pemerintah Daerah mau kita kembangkan gula aren itu bisa. Yang penting kita koordinasi dulu bertatap muka langsung dengan anggota yang biasa masak cap tikus itu kita manfaatkan. Jadi, kalau memang mau kembangkan gula aren, kita siap tenaga dan ilmu. Yang penting Pemerintah Daerah perhatikan torang yang mau produksi pabrik gula aren,” imbuh ayah tiga anak ini.
Ia juga menyayangkan banyaknya pohon aren yang ditebang karena disalahgunakan untuk pembuatan cap tikus.
“Saya harap pemerintah memperhatikan masyarakat yang tidak mampu. Kalau bisa kembangkan pabrik gula aren saja, kase bantuan di torang supaya tong kelola pohon aren itu,” harapnya.
Lepas dari pohon aren, Malik saat ini fokus menanam tomat, cabai dan sayur. Namun hatinya masih tetap terpaut pada aroma aren yang khas.
“Alhamdulillah karena pohon aren saya bisa bangun rumah,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan