Tandaseru — Bupati Pulau Taliabu, Maluku Utara, Aliong Mus, kembali mendapatkan penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum.
Kemendagri memberikan penghargaan dan apresiasi kepada Bupati Aliong atas terbentuknya Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental di Kabupaten Pulau Taliabu.
Penyerahan piagam penghargaan kepada Bupati dilakukan Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Dr. Drs Bahtiar, M.Si, di Gedung Kemendagri, Rabu (21/12) siang.
Bupati Aliong usai menerima penghargaan mengatakan pemberian penghargaan diberikan secara objektif oleh Kemendagri RI sebagai Koordinator Gerakan Indonesia Bersatu GNRM. Penilaian didasarkan oleh 5 aspek, di antaranya toleransi kehidupan umat beragama, perilaku masyarakat yang kondusif dalam menjaga ketenteraman dan ketertiban dalam mendukung demokrasi Pancasila, kerja sama antar komponen masyarakat, lembaga baik vertikal maupun horizontal dalam membangun daerah.
“Adanya program atau kegiatan pemerintah daerah melalui OPD terkait sebagai upaya untuk menjaga sinegritas dan kebersamaan antar sesama suku etnis untuk saling toleransi dan ikut membangun daerah. Selain itu masih tingginya nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta gotong royong dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat,” ungkap Aliong kepada tandaseru.com.
Aliong menuturkan, seluruh proses penilaian didasarkan pada 10 indikator capaian kinerja Program Gerakan Indonesia Bersatu yang dilaksanakan oleh Pemkab Pulau Taliabu sejak awal tahun 2021 sampai saat ini. Penilaian disesuaikan dengan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang GNRM.
“Tahun ini merupakan kali kedua penghargaan yang diberikan oleh pihak Mendagri melalui Dirjen yang ada, semoga ke depan kita memperoleh pengakuan yang lebih atas kinerja Pemkab lagi,” akunya.
Bupati dua periode itu menambahkan dengan adanya kegiatan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Indonesia ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Negara Indonesia. Dengan adanya program atau kegiatan Pemerintah Daerah melalui OPD terkait sebagai upaya untuk menjaga sinegritas dan kebersamaan antar sesama suku etnis untuk saling toleransi dan ikut membangun daerah.
“Selain itu juga untuk menjaga nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta gotong royong dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan