Tandaseru — Jelang akhir tahun, Bank Indonesia Maluku Utara melakukan edukasi rupiah sekaligus koordinasi pemenuhan uang kartal dengan seluruh perbankan. Penggunaan uang di Malut sendiri hingga triwulan ke III mencapai Rp 1,97 triliun.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Maluku Utara, Shodiqin, mengungkapkan sampai dengan triwulan III tahun 2021, tercatat outflow uang kartal di Provinsi Maluku Utara sebesar Rp 1,97 triliun atau tumbuh sebesar 11% (yoy). Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi yang pernah dicatat oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Utara selama ini.
“Hal tersebut dipengaruhi oleh tingginya permintaan Uang Pecahan Besar (UPB) Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu sebesar Rp 1,85 triliun atau tumbuh sebesar 12% (yoy),” ungkapnya di Ternate, Senin (25/10).
Pertumbuhan outflow uang kartal ini berasal dari peningkatan daya beli masyarakat serta pertumbuhan lapangan usaha dari sektor pertambangan dan industri pengolahan. Kebutuhan uang kartal selama event Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional juga dapat dipenuhi dengan baik oleh perbankan Provinsi Maluku Utara.
“Meskipun outflow uang kartal mengalami pertumbuhan, di sisi lain permintaan Uang Pecahan Kecil (UPK) pecahan di bawah Rp 20 ribu relatif stagnan seperti tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 115 miliar pada triwulan III 2020,” jelas Shodiqin.
Ia bilang, hal tersebut dipengaruhi sirkulasi peredaran UPK yang optimal di masyarakat dan kondisi geografis Maluku Utara yang turut memengaruhi pola distribusi dan permintaan UPK ke Bank Indonesia.
“Sejalan dengan upaya pemenuhan permintaan uang kartal dari masyarakat, berdasarkan data historis, Bank Indonesia memprakirakan kebutuhan uang kartal periode November-Desember 2021 berada di kisaran Rp 1 triliun atau meningkat hingga 14% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan