Massa aksi kemudian melakukan hearing dengan Bupati Usman Sidik dan Wakil Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Abukarim Latara dan Kepala Dinas PUPR Ali Dano Hasan.

Dalam pertemuan itu, Usman menyatakan pemda sudah turun langsung ke lokasi bencana dan melakukan penanganan, termasuk memberikan bantuan kepada masyarakat.

“Namun untuk Desa Kuo, saat terjadi banjir kami berusaha kesana sebanyak empat kali namun terkendala dengan cuaca buruk sehingga speedboat kami tidak bisa tembus ke Kuo. Saya langsung perintahkan BPBD dan PUPR untuk cari jalan agar bisa sampai ke Kuo,” jelasnya.

OKP Cipayung Plus saat hearing dengan Bupati dan Wabup Halmahera Selatan. (Tandaseru/Suratno Taib)

Menurut Usman, untuk bencana angin puting beliung di Tawa pemerintah telah mendata rumah warga yang rusak. Ruumah-rumah tersebut bakal dibangun kembali.

Sementara di Desa Kuo, solusi untuk penanganan banjir ini daerah aliran sungai (DAS) harus dialihkan. Namun ketika hendak dikerjakan masyarakat kembali meminta ganti rugi lahan sebanyak Rp 400 juta.

“Ini yang menjadi kendala. Kita sudah rapat dan membedah masalah di Desa Kuo, solusi untuk menangani banjir saat ini hanya pengalihan DAS. Kita sudah siapkan alat untuk kerja tapi terkendala dengan permintaan masyarakat soal ganti rugi lahan yang terlalu besar, sehingga sampai saat ini belum bisa dilaksanakan,” terang Usman.

Pemerintah sendiri, kata dia, menyiapkan dua langkah alternatif yaitu pengalihan dan relokasi masyarakat.

“Permukiman masyarakat Desa Kuo itu sangat dekat dengan sungai jadi kalau masyarakat mau maka kita akan lakukan relokasi. Tidak ada solusi lain selain membagi jalur sungai dan relokasi sebab Desa Kuo ini desa langganan banjir. Bukan hanya terjadi tahun ini tapi itu terjadi sejak 2017 lalu,” ujarnya.

Usman menambahkan, data yang telah dikumpulkan pemda segera dibawa ke pusat agar secepatnya dilakukan penanganan. Sebab daerah saat ini sedang defisit dan keuangan daerah sudah terpakai habis di pemerintahan sebelumnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, untuk korban banjir di Desa Kuo, kerusakan rumah warga mulai dari tahun 2018 sampai 2021 sebanyak 21 unit. Sementara banjir yang terjadi beberapa hari lalu merusak rumah warga sebanyak 17 unit.