Oleh: Mansyur Armain

Jurnalis

_____

BICARA pemuda sebagaimana kita sedang bicara tentang tantangan perubahan mulai Sumpah Pemuda di tanggal 28 Oktober tahun 1928 lalu. Perubahan itu, tampak ada pergeseran atas dasar karya-karya kepemudaan di waktu itu.

Salah satu bunyi Sumpah Pemuda yaitu ”kami putra dan putri berbahasa satu, bahasa Indonesia” menunjukkan zaman telah membawa imajinasi keluar menyatakan sikap, bahwa pemuda bagian dari tulang rusuk Indonesia.

Imajinasi kepemudaan merupakan bahasa persatuan. Dimana bahasa dimaknai sebagai pelengkap dan diterjemahkan ke dalam bahasa lokalitas serta kebudayaan. Yang akhirnya negera-negara barat datang melakukan ekspansi kekuasaan di Timur Indonesia. Sementara perubahan zaman modern dimulai dari tahun 1970-an, tentu membawa dampak mengenai bahasa-bahasa di seluruh tanah air Indonesia. Bahasa daerah kian menjelma ke dalam dinamika ketatapemerintahan sampai ditafsir dan dianalisis oleh pakar bahasa di Indonesia.

Dalam konteks kekinian, upaya tetap melestarikan “cagar budaya” menurut KBBI bahwa daerah yang kelestarian hidup masyarakat dan perikehidupannya dilindungi oleh undang-undang dari bahaya kepunahan. Banyak cagar budaya yang perlu dilestarikan sebagaimana tuntutan undang-undang, salah satunya sastra, benteng, museum, kesenian, dan sebagainya, mestinya dijaga oleh pemuda maupun pemerintah. Kebanyakan cagar budaya berada di Indonesia, khususnya di Maluku Utara terbilang sangat minim. Yang sebagiannya dikelola oleh Dinas Parawisata dan Kebudayaan Kota Ternate.

Bayangan kebudayaan global di masa depan, sangat bergantung pada kesadaran manusia atas kepentingan bersama, oleh Fred Wibowo, dalam buku Kebudayaan Menggugat (2007). Tetapi nampaknya cukup sulit penguasa modal untuk sampai pada kesadaran tersebut karena keserakahan. Tantangan utama tumbuhnya kebudayaan global yang ideal bagi kelangsung hidup manusia dan seluruh alam semesta, keserakahan global. Hampir semua permasalahan dunia bermuara pada keserakahan manusia. Akhirnya membentuk sistem dan kekuatan modal raksasa dengan awalnya menguasai media dan teknologi, kemudian menguasai seluruh aspek kebudayaan.