Volume udara kurang lebih 95 meter kubik di kabin akan selalu diperbaharui dalam waktu 5 sampai dengan 7 menit dengan mengandalkan 2 buah mekanisme ECS packs Operative, 2 buah Recirculation dan Extraction System (by Environment Control System (ECS)) yang menjamin udara dalam kabin tetap segar.

Wings Air memaksimalkan berbagai langkah selama masa waspada pandemi antara lain mengatur proses masuk dan keluar penumpang dari pesawat udara secara berurutan guna meminimalkan kepadatan.

Pada pesawat ATR, naik dan turun dari pintu bagian belakang. Hal ini akan meminimalsir interaksi bertatapan langsung (face to-face) antara penumpang. Area dapur (galley) yang terletak di bagian belakang juga meminimalkan interaksi tatap muka antara penumpang dan awak kabin.

Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan penerbangan, Wings Air juga telah meningkatkan fase sterilisasi seluruh armada. Proses pembersihan pesawat dilakukan oleh tim teknisi dan aircraft interior exterior cleaning (AIEC), meliputi Aircraft Interior Cleaning (membersihkan bagian dalam pesawat) dan Aircraft Exterior
Cleaning (membersihkan bagian luar pesawat).

Frekuensi terbang yang ditingkatkan (ditambah) khusus dari Ternate merupakan bagian upaya meyakinkan bahwa “terbang itu aman”, karena pelaksanaan penerbangan dijalankan sebagaimana standar operasional prosedur dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan (safety first) dan pedoman protokol kesehatan.

Kemudahan Melanjutkan Penerbangan
Wings Air optimis bahwa tren bepergian menggunakan pesawat udara di kedua kota akan kembali tumbuh, sehingga layanan penerbangan akan menyesuaikan sesuai permintaan pasar, yakni dengan menambah atau meningkatkan frekuensi terbang.

Wings Air senantiasa melakukan evaluasi pasar termasuk rute-rute yang diterbangi. Apabila memiliki potensi yang positif, maka akan terbang kembali pada rute dalam negeri secara bertahap.

Penambahan frekuensi terbang rute Ternate – Morotai – Ternate dan Ternate – Labuha – Ternate menempatkan kembali Wings Air sebagai satu-satunya maskapai yang melayani penerbangan berjadwal di kota tujuan tersebut (Intra-Maluku Utara). Rute antarwilayah Maluku ini diharapkan bisa menjawab permintaan pasar jasa transportasi udara di kedua kota, akan semakin meningkatkan minat orang untuk bepergian menggunakan pesawat udara untuk penerbangan langsung (point to point) di Kepulauan Maluku.

Penumpang dari dan menuju Morotai serta Labuha memiliki kesempatan untuk melanjutkan penerbangan (connecting flight) bersama Lion Air Group (Lion Air, Wings Air dan Batik Air) ke kota-kota lainnya melalui Bandar Udara Sultan Babullah.

Untuk penerbangan tujuan intra-Maluku Utara mencakup Labuha, Buli dan Morotai. Selain itu, bisa meneruskan terbang ke Manado, Kao-Tobelo, Naha-Tahuna, Miangas, Melonguane, Gorontalo, Luwuk, Palu, Toli-Toli, Buol, Makassar, Kendari, Wangi-Wangi, Balikpapan, Banjarmasin, Batulicin, Kotabaru, Tarakan, Samarinda, Palangkaraya, Surabaya, Semarang, Jakarta, Yogyakarta Kulonprogo, Yogyakarta Adisutjipto, Bandung, Palembang, Batam, Medan-Kualanamu, Padang, Pekanbaru, Denapsar, Lombok, Bima, Labuan Bajo, Maumere, Kupang, Waingapu, Atambua, Tambolaka, Rote dan kota-kota lainnya.

Harapan utama penambahan frekuensi terbang di sektor Maluku Utara mampu membantu dan berkontribusi positif dalam perkembangan daerah sejalan program pemerintah guna mendukung percepatan pemulihan perekonomian.

“Wings Air mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan koordinasi dari pemerintah daerah, regulator, pengelola bandar udara, pengatur lalu lintas udara, karyawan dan awak pesawat serta berbagai pihak terkait lainnya dalam mendukung operasional sehingga penambahan frekuensi penerbangan kembali Ternate ke Morotai dan Labuha dapat terlaksana dan berjalan lancar sesuai standar operasional prosedur,” tandas Danang.