Oleh: Irawati Sabban, M.Pd
Mahasiswa Program Doktor UPI Bandung
______
PENDIDIKAN nasional Indonesia diadang berbagai tantangan baru secara nasional dan global dalam masa pandemi Covid-19. Tren belajar maya menjadi salah satu teknik dalam menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
Bahkan, tidak hanya saat ini saja, belajar maya akan terus ada tidak saja dalam masa pandemi. Bahkan akan terus berlangsung sehingga yang harus dilakukan pemerintah dalam perencanaan pendidikan harus mampu menerobos model pembelajaran yang berbasis maya.
Berdasarkan paparan Kepala Biro Perencanaan, Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti pada saat Zoom Webinar pada tanggal 25 Mei 2021, ia memaparkan tentang permasalahan dan tantangan pendidikan di Indonesia.
Secara garis besar Penulis menyimpulkan beberapa poin penting.
Pertama, struktur umur penduduk Indonesia didominasi oleh milenial dan generasi Z yang berimplikasi pada besarnya anggaran pendidikan yang mencapai 20% dari total APBN dianggap belum memberikan hasil yang memuaskan.
Kedua, pencapaian PISA dari tahun ke tahun tidak memberikan hasil yang signifikan dalam ketiga aspek literasi yang diukur yaitu reading, mathematics, dan science. Lantas apa yang harus dilakukan?
Pemerintah lewat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ristek Dikti meluncurkan profil pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila. Mengingat Pancasila adalah ideologi negara Indonesia.
Pancasila merupakan roh berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai jiwa, kepribadian, pandangan hidup, cita-cita, tujuan falsafah hidup berbangsa dan bernegara (Ketetapan MPR Nomor 11/MPR/1978). Dengan demikian, belajar maya juga harus berasaskan Pancasila.
Tinggalkan Balasan