Tandaseru — Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara (Malut) melakukan safari lapangan ke Kabupaten Halmahera Utara, di beberapa lokasi, yakni ke Galela di Danau Duma, meninjau proyek rehabilitasi dan penyempurnaan Unit Air Baku Farm 7.

Selain itu, BWS Malut juga hadir di acara penyerahan pekerjaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI), serta ke lokasi proyek Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Toliwang, Kao Barat.

Danau Duma menjadi lokasi pertama kunjungan rombongan BWS Malut, pada Senin (20/7). Hari itu, di lokasi Danau Duma sedang diadakan pekerjaan pemeliharaan rutin oleh Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA II. Tampak alat berat dan sejumlah petugas sedang bekerja melakukan pembersihan permukaan danau yang ditumbuhi eceng gondok.

Bupati Halmahera Utara Frans Manery (kiri) dan Kabalai BWS Malut Ir. Bebi Hendrawibawa, S.T. MT saat hadir di Desa Margomulyo, Kao Barat, Halmahera Utara. (Roma/Humas BWS Malut)

Kepala BWS Malut, Bebi Hendrawibawa, S.T., MT didampingi Kasie OP, Kasatker OP dan PPK OP SDA II memberikan arahan teknis terkait pekerjaan pembersihan enceng gondok, kepada direksi dan pengawas proyek.

“Danau Duma memiliki nilai sejarah dan daya tarik. Danau tersebut jika dikelola dengan baik, akan memiliki fungsi yang baik untuk ekonomi masyarakat. Namun, pertumbuhan penduduk dengan aktivitas yang tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan resiko, pertumbuhan lahan eceng gondok akibat limbah domestik,” ucap Bebi Hendrawibawa.

Danau Duma sebagai danau terbesar di Malut dengan luas mencapai 410 hektare ini, 60 persen telah diselimuti oleh enceng gondok. Hal ini merupakan persoalan yang sedang dihadapi masyarakat, khususnya pemerintah Halut. Selain itu, pengaruh antara kerusakan lingkungan dan pertambahan jumlah penduduk juga menjadi konsen dari Kepala BWS Malut.